Wabah cacar monyet (Mpox) yang semakin meluas di Afrika membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersiap untuk mengumumkan keadaan darurat internasional. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa wabah ini masih terbatas di Republik Demokratik Kongo dengan lebih dari 14.000 kasus dilaporkan tahun ini. Wabah ini telah berlangsung sejak tahun 2023 dan telah menelan korban sebanyak 580 orang, dengan 12.600 kasus yang dicurigai dari Januari hingga Desember. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, ketika hanya sekitar 3.770 kasus dicurigai setiap tahun.
Tedros mengatakan bahwa dalam enam bulan terakhir, jumlah kasus yang dilaporkan sama dengan seluruh tahun sebelumnya, dan virus ini telah menyebar ke provinsi-provinsi yang sebelumnya tidak terpengaruh. Selain itu, dalam sebulan terakhir, 50 kasus telah dikonfirmasi di Burundi, Kenya, Rwanda, dan Uganda, negara-negara tetangga Kongo.
“Saya sedang mempertimbangkan untuk membentuk komite darurat peraturan kesehatan internasional untuk memberikan saran apakah wabah Mpox harus dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian internasional,” ujar Tedros dalam konferensi pers.
Mpox pertama kali ditemukan pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Penyakit ini menyebabkan demam, nyeri otot, dan lesi kulit seperti bisul yang besar. Virus ini memiliki dua subtipe, yaitu Clade 1 yang lebih ganas dan mematikan di Cekungan Kongo di Afrika Tengah, serta Clade 2 yang endemik di Afrika Barat.