Di era digital yang semakin terhubung, kita tidak hanya berbicara tentang perangkat cerdas seperti ponsel atau laptop yang terhubung dengan internet, tetapi juga ribuan perangkat IoT (Internet of Things) yang beroperasi di berbagai sektor, mulai dari rumah pintar hingga industri besar. Dengan banyaknya data yang dihasilkan oleh perangkat ini, cloud computing memang menjadi solusi utama dalam penyimpanan dan pengolahan data. Namun, kendala seperti latensi dan biaya transfer data yang tinggi menjadi tantangan tersendiri dalam pengolahan data yang intensif dan real-time. Di sinilah konsep fog computing hadir sebagai solusi inovatif.
Fog Computing, atau yang dikenal sebagai komputasi kabut, adalah sebuah infrastruktur komputasi yang bersifat terdesentralisasi. Dalam model ini, elemen-elemen seperti data, pemrosesan, penyimpanan, dan aplikasi tidak hanya terpusat di cloud, tetapi juga tersebar di berbagai titik di antara sumber data dan cloud itu sendiri. Konsep ini mirip dengan Edge Computing, karena keduanya bertujuan untuk mendekatkan kecerdasan dan kemampuan pemrosesan ke lokasi di mana data dihasilkan dan diperlukan untuk pengambilan keputusan yang cepat.
Istilah “fog” diambil dari meteorologi, di mana kabut menggambarkan awan yang dekat dengan permukaan tanah. Dengan cara yang sama, Fog Computing beroperasi di tepi jaringan, di mana data dihasilkan. Istilah ini banyak diasosiasikan dengan Cisco, di mana Ginny Nichols, seorang manajer lini produk di perusahaan tersebut, diyakini sebagai pencipta istilah ini. Cisco juga telah mendaftarkan nama “Cisco Fog Computing” untuk digunakan secara luas di komunitas teknologi.
Fog computing pertama kali secara resmi diperkenalkan oleh Cisco pada tahun 2015, yang kemudian membentuk Konsorsium OpenFog bersama perusahaan-perusahaan besar seperti Microsoft, Dell, Intel, dan Arm. Konsorsium ini bertujuan untuk mempromosikan dan menstandarisasi fog computing. Pada tahun 2019, konsorsium ini bergabung dengan Industrial Internet Consortium (IIC) untuk meningkatkan kolaborasi dalam industri.
Fog Computing tidak dimaksudkan untuk menggantikan komputasi awan, melainkan untuk melengkapinya. Dalam arsitektur ini, analitik jangka pendek dilakukan di “tepi” jaringan, sedangkan analitik jangka panjang yang lebih intensif sumber daya diproses di cloud. Ketika perangkat dan sensor yang berada di tepi jaringan tidak memiliki kapasitas pemrosesan yang memadai untuk melakukan analitik yang kompleks, mereka bisa memanfaatkan sumber daya dari jaringan fog.