Orang tua dan mereka yang punya kondisi medis tertentu seringkali nggak sadar kalau gejala mereka disebabkan oleh RSV, yang justru bikin mereka lebih berisiko mengalami komplikasi serius, seperti gagal napas, gangguan pernapasan, atau bahkan henti napas. Sayangnya, hingga sekarang, belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi RSV pada orang dewasa, yang bikin penanganannya lebih sulit. Bagi lansia, infeksi RSV bisa bikin waktu pemulihan lebih lama. Jika lansia memiliki kondisi seperti pneumonia, gagal jantung kongestif, asma, atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), mereka lebih berisiko dirawat di rumah sakit akibat infeksi RSV.
Yang lebih baik lagi, infeksi RSV sebenarnya bisa dicegah dengan vaksinasi, terutama untuk orang dewasa yang lebih tua, karena mereka lebih rentan terhadap komplikasi serius dari virus ini. Dr. Arnas Berzanskis dari GSK, perusahaan biofarmasi global, menekankan bahwa pencegahan adalah kunci untuk menjaga kesehatan masyarakat, khususnya untuk penyakit pernapasan seperti RSV, yang lebih sering terjadi dan lebih berbahaya daripada flu.
Walaupun RSV bisa menyerang kapan saja, penyebarannya lebih masif selama musim hujan, terutama antara September hingga Februari. Untuk meningkatkan kolaborasi dalam menangani masalah kesehatan pernapasan, GSK menggelar acara RespiVerse tahunan yang ketiga pada 13-14 Desember 2024 di Bangkok, Thailand. Pertemuan ini mengundang ahli dan tenaga medis dari 17 negara untuk membahas tantangan global terkait penyakit pernapasan, termasuk empat kondisi utama: asma sedang, asma berat, PPOK, dan RSV.