“Penularan virus ini hanya melalui gigitan nyamuk, bukan antarmanusia. Jadi, potensi pandemi sangat kecil bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada,” jelas Dicky.
Menurut Kementerian Kesehatan Brasil, kedua wanita yang menjadi kasus kematian pertama di dunia akibat virus oropouche berusia di bawah 30 tahun tanpa riwayat penyakit lain. Mereka mengalami gejala mirip dengan demam berdarah dengue, seperti demam, nyeri otot, sendi kaku, sakit kepala, muntah, mual, menggigil, dan sensitif terhadap cahaya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), gejala infeksi virus oropouche biasanya muncul empat hingga delapan hari setelah terinfeksi dan berlangsung selama tiga hingga enam hari.
Dengan adanya informasi ini, penting bagi masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan penyebaran virus oropouche. Tetap menjaga kebersihan lingkungan, menghindari gigitan nyamuk, dan segera mencari bantuan medis jika mengalami gejala yang mencurigakan. Semoga dengan langkah-langkah pencegahan yang tepat, kita dapat mencegah penyebaran virus oropouche di Indonesia.