Perempuan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami masalah irama jantung atau aritmia dibandingkan dengan laki-laki, dan hal ini bisa terjadi pada usia berapapun. Menurut Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Sunu Budhi Raharjo, PhD, Sp.JP(K), gejala aritmia bisa berupa sempoyongan, pingsan, atau bahkan henti jantung jika tidak segera ditangani. Gejala lainnya termasuk jantung berdebar tanpa sebab dan terjadi saat tubuh sedang istirahat, bahkan bisa terjadi saat akan tidur.
Dalam kasus aritmia yang lebih parah, pasien dapat mengalami pingsan atau kolaps karena otot jantung mengalami kram. Hal ini disebabkan oleh kurangnya suplai darah dari jantung ke otak. Penanganan yang cepat dan adekuat sangat penting dalam kasus ini, termasuk penggunaan pompa jantung jika diperlukan.
Aritmia tidak memandang usia, bisa terjadi baik pada orang muda maupun tua. Hal ini dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa dipengaruhi oleh faktor degeneratif atau pertambahan usia. Dokter Sunu memberi perumpamaan bahwa aritmia seperti benalu yang tumbuh di pohon, tanpa harus menunggu faktor degeneratif. Berbeda dengan serangan jantung akibat hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, atau kebiasaan merokok.