Kanker getah bening atau limfoma merupakan salah satu jenis penyakit yang seringkali tidak terdiagnosis dengan tepat, sehingga seringkali mencapai stadium lanjut sebelum diketahui. Limfoma adalah jenis kanker yang menyerang sistem limfatik, yang merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh manusia. Terdapat dua jenis utama limfoma, yaitu Limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin. Di Indonesia, kesadaran mengenai Limfoma Hodgkin masih sangat rendah. Gejala-gejala yang tidak spesifik seringkali membuat penyakit ini sulit dikenali, sehingga banyak pasien baru menyadari bahwa mereka mengidap kanker setelah mencapai tahap lanjut.
Menurut dr. Andhika Rachman Sp.PD-KHOM, limfoma hodgkin merupakan penyakit yang memiliki banyak gejala yang bervariasi, sehingga seringkali disalahartikan sebagai penyakit lain seperti TB kelenjar, saraf kejepit, atau bahkan gagal ginjal akut. Hal ini membuat diagnosis limfoma menjadi lebih sulit. Pada acara bertajuk “Kenali Limfoma Hodgkin” di Jakarta, dr. Andhika menjelaskan bahwa perbedaan utama antara limfoma dengan TB kelenjar adalah respon terhadap pengobatan. Jika pemberian obat TB tidak memperbaiki kondisi pasien, maka perlu dicurigai adanya limfoma.
Seorang penyintas Limfoma Hodgkin, Intan Khasanah, menceritakan perjalanan panjang dan sulitnya sebelum mendapatkan diagnosis yang tepat. Awalnya, ia didiagnosis TB setelah muncul benjolan di lehernya dan demam tinggi selama 3 hari. Meskipun rutin minum obat dan kontrol ke rumah sakit selama 8 bulan, kondisinya justru semakin parah hingga akhirnya masuk ICU. Setelah melakukan pemeriksaan ulang di dokter dan RS berbeda, barulah Intan mendapatkan diagnosis Limfoma Hodgkin pada stadium 4.