Dua metode non-invasif yang diujicobakan dalam penelitian ini adalah terapi latihan imajinasi (IMT) dan pengaktifan kembali memori tertarget (TMR). Dalam IMT, pasien diajak buat menulis ulang mimpi buruk mereka dan mencoba ubah akhir cerita jadi bahagia. Metode ini bantu banget kurangi frekuensi dan tingkat keparahan mimpi buruk.
Tapi, ada juga metode lain yang lebih canggih, yaitu TMR. Dalam metode ini, suara-suara tertentu diputar saat orang tidur, yang ternyata bisa bantu tingkatkan memori terhadap stimulus tersebut. Hasilnya, peserta penelitian yang ikut sesi TMR mengalami penurunan yang signifikan dalam frekuensi mimpi buruk mereka.
Hasilnya sungguh menjanjikan! Kelompok yang ikut TMR malah melaporkan adanya peningkatan mimpi bahagia. Dan setelah tiga bulan, frekuensi mimpi buruk tetap turun meskipun sedikit naik. Jadi, bisa dibilang penggunaan TMR ini berhasil banget dalam mendukung terapi untuk atasin mimpi buruk.
Pokoknya, temuan ini bener-bener bikin optimis deh buat para peneliti dan dokter. Dengan teknik yang canggih dan sederhana ini, semoga mimpi buruk bisa diatasi dengan lebih efektif. Jadi, jangan biarin mimpi buruk mengganggu tidur kamu ya!
