Alat-alat batu yang digunakan untuk membelah tulang-tulang gajah di situs Pampore terbuat dari basal, sebuah batu yang tidak ditemukan di daerah setempat. Ini menunjukkan bahwa bahan mentahnya dibawa dari tempat lain dan kemudian diolah menjadi alat di lokasi tersebut. Berdasarkan cara pembuatannya, diperkirakan alat-alat tersebut berusia antara 300,000 hingga 400,000 tahun.
Mayoritas fosil gajah yang ditemukan berasal dari seekor gajah jantan dewasa. Bagian dalam tengkoraknya menunjukkan pertumbuhan tulang abnormal yang kemungkinan disebabkan oleh infeksi sinus kronis. Meski tidak ada bukti langsung seperti ujung tombak tertancap di tulang, manusia purba mungkin telah menemukan bangkai gajah yang mati karena penyakit atau terjebak di sedimen lunak dekat Sungai Jhelum.
Menurut Jukar, masih banyak bukti jagal hewan oleh manusia purba yang mungkin belum ditemukan. Dia menegaskan pentingnya pencarian yang lebih ekstensif dan pengumpulan semua bukti, termasuk serpihan tulang yang hancur yang dapat memberikan petunjuk aktivitas manusia. Jukar menyadari bahwa upaya lebih lanjut diperlukan untuk menemukan lokasi-lokasi baru dan mengumpulkan semua bukti yang diperlukan.
Dengan penemuan ini, kita semakin memahami sejarah awal manusia dan praktik jagal hewan yang telah dilakukan sejak ribuan tahun yang lalu. Semoga penelitian lebih lanjut dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang hubungan antara manusia purba dan hewan-hewan yang hidup bersama mereka.