Meskipun perbedaan 56 mikrodetik terkesan kecil, efeknya sangat besar, terutama untuk misi luar angkasa yang butuh presisi tinggi, seperti komunikasi dan navigasi antara Bumi dan Bulan.
Cheryl Gramling, seorang insinyur di NASA, menjelaskan bahwa navigasi modern bergantung pada sinkronisasi jam lewat gelombang radio. Dengan kecepatan cahaya, perbedaan 56 mikrodetik bisa menyebabkan kesalahan navigasi hingga 17 kilometer per hari. Ini tentu masalah besar, apalagi dalam misi Artemis yang memerlukan akurasi posisi sampai 10 meter!
Teori relativitas Einstein menyatakan bahwa waktu itu nggak mutlak. Di Bumi, waktu berjalan lebih lambat di permukaan dibandingkan di orbit karena pengaruh gravitasi. Ini sudah diterapkan dalam sistem GPS yang harus mempertimbangkan efek gravitasi agar tetap akurat.
Tapi, menghitung perbedaan waktu antara Bumi dan Bulan lebih rumit. Selain gravitasi Bulan, gravitasi Bumi juga berperan, ditambah gerakan rotasi masing-masing benda dan orbit Bulan terhadap Bumi.
Untuk memecahkan masalah ini, Patla dan Ashby menggunakan kerangka referensi yang menganggap sistem Bumi-Bulan bergerak di bawah pengaruh gravitasi Matahari. Mereka juga mempertimbangkan titik Lagrange, yaitu posisi stabil di orbit antara Bumi dan Bulan. Dengan cara ini, para ilmuwan berharap bisa menciptakan sistem waktu standar untuk mempermudah koordinasi internasional di Bulan.
Fisikawan Sergei Kopeikin dari University of Missouri dan astronom George Kaplan dari Observatorium Angkatan Laut AS juga melakukan perhitungan yang mendukung perbedaan waktu 56 mikrodetik ini.