Dalam percobaan lanjutan, para peneliti menemukan bahwa jamur R. fluvialis tumbuh lebih agresif saat ditempatkan pada suhu tubuh manusia, 98,6 derajat Fahrenheit (37 derajat Celsius), daripada pada suhu kamar, sekitar 77 derajat Fahrenheit (25 derajat Celsius). Pemanasan global juga dapat meningkatkan resistensi jamur terhadap obat, seperti yang terjadi ketika ragi R. fluvialis menjadi resisten terhadap amfoterisin B lebih cepat pada suhu tubuh manusia.
Temuan ini menunjukkan bahwa suhu yang lebih hangat dapat memicu evolusi jamur menjadi lebih berbahaya dan resisten terhadap obat. Para peneliti menekankan bahwa pemanasan global dapat mempercepat evolusi patogen jamur baru yang berpotensi membahayakan manusia.
Dengan demikian, penting bagi kita untuk memahami dampak perubahan iklim terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Upaya perlindungan lingkungan dan pengendalian infeksi jamur harus ditingkatkan untuk mencegah kemungkinan penyebaran patogen jamur yang lebih ganas dan resisten di masa depan.