Namun, yang paling ramai adalah orbit rendah Bumi. Ada 8.110 satelit di orbit ini, dan sebagian besar berasal dari megakonstelasi Starlink milik SpaceX. Proyek ambisius Elon Musk ini bertujuan untuk meluncurkan ribuan satelit tambahan untuk meningkatkan konektivitas internet di seluruh dunia.
Meskipun satelit-satelit ini memberikan banyak manfaat, ada juga kekhawatiran terkait dampaknya. Salah satunya adalah polusi cahaya yang dapat mengganggu astronomi. Selain itu, peningkatan jumlah sampah luar angkasa juga menjadi masalah serius. Tabrakan antar satelit atau dengan sampah luar angkasa lainnya dapat menciptakan efek domino yang berbahaya.
Kita juga perlu memikirkan apa yang akan terjadi jika satelit-satelit ini gagal berfungsi. Saat ini ada ribuan satelit mati di orbit, yang dapat mengakibatkan tabrakan dan peningkatan sampah luar angkasa. Kita harus mencari cara untuk mengelola sampah luar angkasa dengan lebih baik agar tidak mengancam keselamatan satelit aktif dan stasiun luar angkasa.
Dengan begitu banyak satelit di orbit, kita harus memastikan bahwa kita dapat mengendalikan situasi dengan baik. Kita tidak ingin terjebak dalam situasi yang mirip dengan Sindrom Kessler, di mana tabrakan dan sampah luar angkasa semakin meningkat secara eksponensial. Kita harus bekerja sama untuk menjaga lingkungan luar angkasa tetap aman dan bersih bagi generasi mendatang.