“Kita lebih preferensi ke kualitas yang lebih tinggi buat kreator yang punya banyak penayangan,” tambah Mosseri.
Ada yang kritik sih sistem ini, bilangnya lebih untungin kreator yang udah populer dan bisa jadi bikin kreator yang kurang populer kesulitan berkembang. Tapi Mosseri bilang, interaksi pengguna lebih dipengaruhi sama kontennya daripada kualitas videonya.
“Secara praktis, ga terlalu masalah sih. Karena perubahan kualitasnya ga terlalu signifikan dan apakah orang mau interaksi sama video itu lebih bergantung pada kontennya daripada kualitasnya,” kata Mosseri.
Jadi, sebenernya sih, Instagram cuma pengen tampilin video-video terbaik buat penggunanya. Dan kualitas video tetep penting, tapi konten videonya yang jadi penentu utama buat interaksi pengguna.