Era digital adalah zaman di mana informasi bisa didapat dengan mudah oleh masyarakat, dan ini membawa perubahan gaya hidup dari berbagai aspek. Smartphone yang semakin canggih dan internet yang semakin cepat dengan jangkauan yang semakin luas menjadi pendorong utama era digital ini. Menurut data BPS pada tahun 2022, sebanyak 67,88 persen penduduk Indonesia sudah memiliki dan mahir menggunakan telepon seluler. Angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 65,87 persen, dan diprediksi akan terus naik setiap tahun. Artinya, lebih dari dua per tiga penduduk Indonesia dengan mudah bisa mengakses informasi seperti sosial media, iklan, berita, dan lain sebagainya. Setiap saat, masyarakat bisa mendapatkan informasi baru lewat telepon seluler mereka.
Salah satu perubahan gaya hidup yang terjadi di era digital adalah perilaku konsumtif masyarakat yang sulit dikendalikan. BPS mencatat bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat sebesar 3,6% dari Rp1,28 juta per bulan pada September 2021 menjadi Rp1,33 juta pada Maret 2022. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku konsumtif terus berkembang. Data dari Pusat Data dan Sistem Informasi (PDSI) Kementerian Perdagangan juga menunjukkan peningkatan pengguna e-commerce di Indonesia sejak tahun 2020. Pada tahun 2023, tercatat 58,63 juta pengguna e-commerce, dan diproyeksikan akan terus bertambah hingga mencapai 99,1 juta pengguna pada tahun 2029.
Media sosial, iklan, dan tren belanja yang mudah diakses melalui smartphone dan aplikasi seringkali membuat masyarakat tergoda untuk membeli produk yang ditawarkan dengan diskon dan promo menarik. Tren-tren yang populer di media sosial juga mempengaruhi perilaku konsumtif masyarakat. Masyarakat seringkali merasa tertarik untuk mengikuti tren yang sedang populer karena ingin terlihat keren di mata orang lain. Influencer dan affiliator juga turut memengaruhi keputusan pembelian masyarakat dengan mempromosikan produk secara online.