Ujaran Kebencian Anti Jepang Guncang Media Sosial China

Ujaran Kebencian Anti Jepang Guncang Media Sosial China

Beberapa perusahaan besar internet di China, termasuk Tencent dan NetEase, baru-baru ini mengambil langkah tegas untuk menangani nasionalisme ekstrem di platform-platform online mereka, terutama yang berkaitan dengan sentimen anti-Jepang. Langkah ini datang setelah insiden tragis di Suzhou, di mana seorang wanita China meninggal saat berusaha melindungi seorang ibu dan anak Jepang dari serangan pisau. Peristiwa ini memicu reaksi luas di masyarakat.

Tencent, yang memiliki aplikasi perpesanan WeChat, dan NetEase mengumumkan bahwa mereka akan menyelidiki dan mengambil tindakan terhadap pengguna yang menghasut kebencian. Insiden tragis tersebut melibatkan Zhou, seorang pengangguran yang menyerang seorang ibu dan anak Jepang di halte bus dekat sekolah Jepang di Suzhou.

Hu Youping, wanita China yang berani berusaha melerai serangan itu, meninggal karena luka-lukanya. Tindakannya diakui sebagai pahlawan, bahkan bendera Jepang dikibarkan setengah tiang di kedutaan besar Jepang di China sebagai penghormatan. Namun, di media sosial, terjadi reaksi nasionalis yang ekstrem. Platform seperti Weibo, yang memiliki 588 juta pengguna aktif bulanan, melaporkan adanya konten yang menghasut sentimen nasionalis dan mempromosikan kebencian.