Bulan lalu, Apple juga mendapat sorotan karena diduga memaksa karyawan menandatangani perjanjian rahasia.
Sebelumnya, mereka memecat Janneke Parrish, seorang karyawan yang aktif di serikat pekerja dan terlibat dalam penggunaan Slack serta media sosial. Parrish mengklaim bahwa pemecatannya terkait diskriminasi gender dan ras, serta tuntutannya untuk pekerjaan jarak jauh yang permanen selama pandemi.
Parrish juga berusaha memperjuangkan izin untuk menyebarluaskan survei kesetaraan gaji. Meski Apple membantah semua tuduhan, pengacara Parrish, Laurie Burges, menekankan pentingnya meminta pertanggungjawaban Apple.
“Kami ingin Apple diadili karena menerapkan aturan yang melanggar hukum dan memberhentikan karyawan yang terlibat dalam aktivitas yang dilindungi, seperti menyuarakan diskriminasi gender dan pelanggaran hak sipil di tempat kerja,” ujarnya.
